Pemimpin Baru: “Jangan Tinggalkan Kami dalam Kabut Setelah Cahaya Disulut”

Editorial oleh: Muz MF. Latuconsina

Pelantikan bupati dan wakil bupati Kabupaten Buru bukan sekadar seremoni politik. Ia adalah nyala baru yang disulut di tengah kabut panjang ketidakpastian, keterlambatan pembangunan, dan luka-luka kecil yang dibiarkan menganga dari masa ke masa.

Bacaan Lainnya

Rakyat Buru tidak menuntut keajaiban. Kami hanya ingin janji-janji tak lagi jadi syair kosong yang digemakan dari mimbar. Kami ingin jalan-jalan kampung yang bisa dilalui anak-anak sekolah tanpa harus mengangkat sepatu. Kami ingin puskesmas yang menyembuhkan, bukan sekadar bangunan. Kami ingin petani, nelayan, dan pedagang kecil bisa hidup dari hasil jerih payah mereka sendiri tanpa diperas oleh sistem yang tak berpihak. Kami ingin ke Batabual tanpa harus takut tenggelam.

Harapan ini bukan baru muncul hari ini. Ia sudah lama tinggal di hati rakyat, tapi terus tertunda. Maka ketika cahaya perubahan disulut lewat pelantikan pemimpin baru, kami pun membuka jendela dan menatap langit. Mungkin, kali ini kabut benar-benar akan tersibak.

Bupati dan wakil bupati yang terhormat, jangan tinggalkan kami lagi. Jangan biarkan rakyat kembali berjalan sendiri di tengah gelap. Jadilah pemimpin yang menjejak tanah, bukan melayang di atas. Sebab rakyat tidak meminta untuk dijanjikan bulan dan bintang, mereka hanya ingin dipimpin dengan hati, dengan kerja nyata…

… Jika cahaya sudah disulut, jangan biarkan kami kembali ke dalam kabut…

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *