Tragedi Kerbau Perkasa, Nyawa Melayang Hanya Karena Gosip

Oleh: Wartawan Senior, Muz MF. Latuconsina

Gosip: Benih Adu Domba, Kebencian, dan Fitnah


Di suatu sore, setelah seharian bekerja di sawah, seekor kerbau perkasa merebahkan diri di kandangnya. Nafasnya berat, tubuhnya letih. Tak lama kemudian, datanglah seekor anjing, dan kerbau pun berkata dengan suara lelah:

Bacaan Lainnya

“Ah… temanku, aku sangat lelah. Kalau boleh, besok aku ingin beristirahat sehari saja.”

Anjing itu pun berlalu, lalu bertemu kucing di perjalanan. Ia menceritakan apa yang ia dengar:

“Tadi saya bertemu kerbau, katanya dia besok mau istirahat dulu. Sudah sepantasnya, sebab bos terlalu banyak memberinya pekerjaan.”

Kucing pun menyampaikan cerita itu kepada kambing, tetapi dengan sedikit bumbu tambahan:

“Kerbau merasa bos memberikan pekerjaan terlalu berat. Dia mengeluh dan besok tidak mau bekerja lagi.”

Kambing lalu bertemu ayam dan menceritakan kembali dengan versinya sendiri:

“Kerbau sudah tidak senang bekerja dengan bos lagi. Mungkin dia sudah punya pekerjaan yang lebih baik.”

Ayam pun berjumpa dengan monyet dan menambahkan interpretasinya:

“Kerbau tidak akan bekerja lagi untuk bos dan sudah menemukan tempat kerja baru.”

Saat malam tiba, monyet akhirnya bertemu dengan sang bos dan menyampaikan gosip yang semakin jauh dari kebenaran:

“Bos, saya dengar kerbau akhir-akhir ini berubah. Dia mau meninggalkan bos dan bekerja untuk orang lain.”

Seketika, amarah bos meledak! Tanpa berpikir panjang, tanpa mengkonfirmasi langsung, ia langsung menyembelih kerbau yang dianggap berkhianat.

Sungguh tragis! Hanya karena gosip yang berubah dari mulut ke mulut, seekor kerbau mati sia-sia. Padahal, yang dikatakannya hanyalah ingin beristirahat sehari saja!


Pelajaran Berharga dari Kisah Ini:

  1. Tidak semua yang kita dengar harus diteruskan. Terkadang, cukup berhenti di telinga kita saja.
  2. Jangan mudah percaya pada cerita orang lain, meskipun datang dari orang terdekat. Selalu lakukan check & recheck sebelum mengambil keputusan.
  3. Meneruskan berita dengan tambahan asumsi pribadi bisa berakibat fatal. Kata-kata yang disampaikan bisa berubah makna dan menimbulkan bencana.
  4. Jika ragu terhadap suatu berita, tanyakan langsung kepada sumbernya. Jangan membuat keputusan berdasarkan kabar burung.

Mari kita lebih bijak dalam mendengar dan menyebarkan informasi. Jangan sampai ada lagi “kerbau-kerbau” yang menjadi korban karena gosip yang tidak terkendali.

 

Kaperwil Maluku (SP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *